Paroki St. Arnoldus Janssen

Paroki St. Arnoldus Janssen
 

Bacaan I : Kis 3:13-15.17-19
Bacaan II : Yoh 2:1-5a
Bacaan Injil : Luk 24:35-48


Injil yang dibaca pada minggu-minggu sesudah hari raya Paska, berkisah tentang penampakan-penampakan Yesus. Tetapi Yesus yang menampakkan diri itu adalah Yesus yang sudah dimuliakan. Karena kemuliaan-Nya sebetulnya Yesus tidak bisa dilihat oleh manusia fana. Maka apabila disebut penampakan hal itu tidak berarti bahwa orang melihat Yesus kembali seperti yang mereka lihat dahulu, waktu Yesus bergaul bersama mereka. Sekarang dengan pertolongan rahmat Allah, mereka boleh menyadari kehadiran Kristus, yang sebetulnya sudah tidak dapat dilihat. Menurut Paulus, banyak orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus yang mulia. Bukan hanya Petrus, Paulus dan Yakobus melainkan kelompok dua belas dan semua rasul, bahkan lebih dari lima ratus bersaudara, yang kebanyakan masih hidup pada jaman Paulus dan dapat dimintai keterangannya. Injil-injil masih menyebut sejumlah orang yang lain, khususnya wanita, yang juga memberi kesaksian bahwa mereka telah melihat Tuhan (Yoh 21:18).

Kiranya ada tiga unsur pokok yang nyata di dalam penampakan-penampakan Kristus sebagaimana disampaikan kepada kita melalui kitab-kitab injil, yakni:
  • Pertama: inisiatif penampakan selalu datang dari pihak Yesus. Orang tidak dapat melihat Yesus karena usahanya. Oleh sebab itu penampakan Yesus yang mulia merupakan suatu kurnia.
  • Kedua: dalam setiap penampakan, Yesus akhirnya diakui sebagai sang Kristus. Dia yang menampakkan diri-Nya adalah sungguh Yesus dari Nazareth. Dalam kisah-kisah injil pengakuan itu diungkapkan dalam sikap sembah sujud.
  • Ketiga: Orang yang melihat Yesus Kristus, sekaligus menerima tugas untuk memaklumkan kebangkitan dan ketuhanan Yesus Kristus

Lalu apa makna penampakan-penampakan Kristus bagi kita??

Penampakan-penampakan Yesus pada dasarnya mau menunjukkan bahwa Yesus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan oleh Bapa masih tetap berada bersama kita. Kita yang mungkin sederhana dalam keseharian kita. Injil menceriterakan bahwa Yesus tidak menampakkan diri-Nya kepada semua orang, kepada para pemimpin dan musuh-musuh yang membunuh-Nya. Ia juga tidak muncul di tempat-tempat yang penting, supaya kebangkitan-Nya menjadi berita. Yerusalem sepi dari penampakan Yesus. Menurut penginjil Mateus dan Markus, Yesus malah berpesan supaya murid-muridNya mendahului-Nya ke Galilea. Di sana mereka akan melihat dan bertemu dengan-Nya. Galilea adalah kampung halaman Yesus dan murid-muridNya. Galilea adalah lambang kesederhanaan dan keseharian. Di sana mereka telah menjalani keseharian mereka. Di sana pula mereka akan melihat dan bertemu dengan-Nya. Yesus hanya menampakkan diri-Nya kepada orang-orangNya yang sederhana dan pada kesempatan-kesempatan yang sederhana pula. Kiranya ada dua hal yang menarik untuk dimaklumi yaitu:

Pertama:

Yesus menampakkan diri dalam keseharian kita.

Penampakan-penampakan Kristus tidak terjadi di Kenisah, tidak terjadi di rumah-rumah sembahyang, tidak terjadi pada waktu para rasul dan pengikut-pengikutNya berdoa, tidak terjadi secara meriah, tetapi terjadi dalam keseharian yang sangat biasa. Dalam rutinitas mereka, ketika mereka mulai bekerja, mulai menempuh perjalanan, mulai mengobrol, mulai makan dan sebagainya!! Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, ketika Ia pulang dari pekuburan itu. Yesus menampakkan diri-Nya kepada dua murid dari Emaus itu ketika mereka sedang dalam perjalanan ke desanya. Kemudian Yesus menampakkan diri-Nya kepada para rasul-Nya ketika mereka sedang menjala di tepi danau Tiberias, ketika mereka sedang bekerja, ketika mereka sedang makan, dsbnya. Sampai sekarang pun Yesus pasti tetap bersama kita dalam keseharian kita asal kita memandangnya dengan mata iman!!


Kedua:

Secara khusus Yesus menampakkan diri kepada mereka yang mempunyai beban, yang tersisih.

Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada Maria Magdalena, pendosa itu, yang dikucilkan dari agama dan masyarakatnya. Yesus yang telah bangkit menampakkan diri-Nya kepada para rasul yang ketakutan, dibenci dan dikejar-kejar oleh para penanggungjawab keagamaan pada waktu itu. Yesus yang telah bangkit menampakkan diri-Nya kepada dua murid dari Emaus itu, yang sedih, bingung dan putus asa karena kehilangan guru-Nya.

Kiranya jelas bahwa Yesus yang telah bangkit sangat akrab dengan keseharian dan orang-orang yang sederhana.

Ada seorang pastor yang rupanya sudah menyiapkan misa paska yang meriah di pusat parokinya. Ia sudah mengatur supaya ada misa tri-pria, dua kapelannya akan dilibatkan dalam misa paska itu. Supaya hari paskah itu dirayakan sungguh meriah, ia sudah mengundang koor dari paroki kota kabupaten. Perayaan paskah tahun ini harus lain dari yang lain. Pokoknya harus istimewa.

Namun satu minggu menjelang perayaan paskah itu datanglah beberapa orang dari stasi yang cukup jauh dari pusat paroki itu, meminta kalau boleh seorang imam datang merayakan paskah di tempat mereka, karena mereka tidak bisa datang ke pusat paroki. Stasi itu baru ditimpa bencana kelaparan dan penyakit muntaber. Mereka sedang berusaha untuk bangkit kembali dari bencana itu. Mereka minta dukungan dari pastornya dengan merayakan paskah di sana…….
Pastornya bingung, sampai hari ini………….

Sumber: Buku Homili Tahun B, Komkat KWI, ditulis oleh Rm. Yosep Lalu, Pr,
              http://www.komkat-kwi.org/


Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment Blogger

 
Top